Nabi Sulaiman
as, memiliki kekuasaan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Beberapa kekuasaan
tersebut antara lain.
1.
Menundukkan Awan
Dan Kami
(tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan
perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan
sebulan (pula)[1235] dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian
dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin
Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami
rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. (QS. Saba 12)
Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang
sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami
telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al
Anbiya 81)
2.
Memiliki bala tentara dari manusia dan jin
Berkatalah
seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia
Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS. An
Naml 40).
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya:
"Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan
singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami
adalah orang-orang yang berserah diri."
(QS. An Naml 42)
Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam
istana." Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air
yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman:
"Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca." Berkatalah
Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku
dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam."
(QS. An Naml 42)
Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman)
segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan
mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka
itu, (QS. Al Anbiya 82)
3.
Memiliki bala tentara hewan dan mampu berbicara dengan hewan
maka Kami
telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat);
dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah
Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud.
Dan kamilah yang melakukannya. (QS. Al Anbiya 79).
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud[1092], dan dia
berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung
dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu
kurnia yang nyata." (QS. An Naml 16)
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin,
manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). (QS.
An Naml 17)
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut
berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu,
agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak
menyadari"; (QS. An Naml 18)
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata:
"Mengapa aku tidak melihat hud-hud[1093], apakah dia termasuk yang tidak
hadir. (QS. An Naml 20)
"Ia
berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan
yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang
Maha Pemberi". (QS. Shaad: 35).
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam menugaskanku untuk menjaga zakat Ramadhan (berupa
makanan, pent.). Tiba-tiba seseorang datang. Mulailah ia mengutil makanan zakat
tersebut. Aku pun menangkapnya seraya mengancamnya: “Sungguh aku akan membawamu
ke hadapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk aku adukan
perbuatanmu ini kepada beliau.” Orang yang mencuri itu berkata: “Aku butuh
makanan, sementara aku memiliki banyak tanggungan keluarga. Aku ditimpa
kebutuhan yang sangat.” Karena alasannya tersebut, aku melepaskannya. Di pagi
harinya, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: “Wahai Abu Hurairah, apa
yang diperbuat tawananmu semalam?” “Wahai Rasulullah, ia mengeluh punya
kebutuhan yang sangat dan punya tanggungan keluarga. Aku pun menaruh iba
kepadanya hingga aku melepaskannya,” jawabku. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: “Sungguh dia telah berdusta kepadamu dan dia akan kembali
lagi.” (Di malam berikutnya) aku yakin pencuri itu akan kembali lagi karena
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan: “Dia akan kembali.” Aku
pun mengintainya, ternyata benar ia datang lagi dan mulai menciduk makanan
zakat. Kembali aku menangkapnya seraya mengancam: “Sungguh aku akan membawamu
ke hadapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk aku adukan
perbuatanmu ini kepada beliau.” “Biarkan aku karena aku sangat butuh makanan
sementara aku memiliki tanggungan keluarga. Aku tidak akan mengulangi perbuatan
ini lagi.” Aku kasihan kepadanya hingga aku melepaskannya. Di pagi harinya, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: “Wahai Abu Hurairah, apa yang diperbuat
oleh tawananmu?” “Wahai Rasulullah, ia mengeluh punya kebutuhan yang sangat dan
punya tanggungan keluarga, aku pun iba kepadanya hingga aku pun melepaskannya,”
jawabku. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah
berdusta kepadamu dan dia akan kembali lagi.” Di malam yang ketiga, aku
mengintai orang itu yang memang ternyata datang lagi. Mulailah ia menciduk
makanan. Segera aku menangkapnya dengan mengancam: “Sungguh aku akan membawamu
ke hadapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk aku adukan
perbuatanmu ini kepada beliau. Ini untuk ketiga kalinya engkau mencuri,
sebelumnya engkau berjanji tidak akan mengulangi perbuatanmu tetapi ternyata
engkau mengulangi kembali.” “Lepaskan aku, sebagai imbalannya aku akan
mengajarimu beberapa kalimat yang Allah akan memberikan manfaat kepadamu dengan
kalimat-kalimat tersebut,” janji orang tersebut. Aku berkata: “Kalimat apa
itu?” Orang itu mengajarkan: “Apabila engkau berbaring di tempat tidurmu,
bacalah ayat Kursi: (Al-Baqarah: 255) hingga engkau baca sampai akhir ayat.
Bila engkau membacanya maka terus menerus engkau mendapatkan penjagaan dari
Allah dan setan sekali-kali tidak akan mendekatimu sampai pagi hari.” Aku pun
melepaskan orang itu, hingga di pagi hari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam kembali bertanya kepadaku: “Apa yang diperbuat tawananmu semalam?” Aku
menjawab: “Wahai Rasulullah, ia berjanji akan mengajariku beberapa kalimat yang
Allah akan memberikan manfaat kepadaku dengan kalimat-kalimat tersebut,
akhirnya aku membiarkannya pergi.” “Kalimat apa itu?”, tanya Rasulullah. Aku
berkata: “Orang itu berkata kepadaku: `Apabila engkau berbaring di tempat
tidurmu, bacalah ayat Kursi dari awal hingga akhir ayat kursi. Ia katakan
kepadaku: `Bila engkau membacanya maka terus menerus engkau mendapatkan
penjagaan dari Allah dan setan sekali-kali tidak akan mendekatimu sampai pagi
hari’.” Sementara mereka (para shahabat) merupakan orang-orang yang sangat
bersemangat terhadap kebaikan1. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata:
“Sungguh kali ini ia jujur kepadamu padahal ia banyak berdusta. Engkau tahu
siapa orang yang engkau ajak bicara sejak tiga malam yang lalu, ya Abu
Hurairah?.” “Tidak,” jawabku. “Dia adalah setan,” kata Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam. (HR. Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-Wakalah
bab Idza Wakkala Rajulan Fatarakal Wakil Syai`an Fa’ajazahul Muwakkil fa Huwa
Ja`iz no. 2311. Selain itu Al-Bukhari juga menyebutkan hadits di atas secara
ringkas dalam kitab Bad`ul Khalqi, bab Shifatu Iblis wa Junudihi dan dalam
kitab Fadha`ilul Qur`an, bab Fadhlu Shuratil Baqarah).
Al-Hafizh
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu menyebutkan adanya tambahan dalam riwayat
Abul Mutawakkil bahwa Abu Hurairah radhiallahu 'anhu ditugaskan menjaga kurma
sedekah. Maka ia menemukan adanya bekas telapak tangan yang sepertinya telapak
tangan itu telah mengambil kurma sedekah. Pada awalnya, Abu Hurairah
radhiallahu 'anhu mengadukan hal itu kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,
maka Nabi berkata kepadanya: ”Bila
engkau ingin menangkapnya, katakanlah: Maha Suci Dzat yang menundukkanmu kepada
Muhammad.” Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata: “Aku pun mengucapkan
demikian, maka tiba-tiba pencuri itu telah berdiri di hadapanku, maka aku dapat
menangkapnya.” (Fathul Bari, 4/614)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar