Ma’rifatullah
Ilmu ma’rifat
adalah ilmu tentang Allah Ta’ala. Yaitu Cahaya dari Cahaya-cahaya Yang Maha
Agung, dan perilaku dari berbagai perilaku utama. Seseorang yang tidak mengerti tujuannya, maka
ia akan berada dalam kebingungan dan terombang-ambing sehingga ia akhirnya
terjatuh kedalam lembah kesesatan dan kebathilan. Oleh karena itu Syaikh
utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa; ketika seseorang telah mengenal Allah
Subhanahu wa Ta’âla dengan benar, maka secara pasti mereka akan mempunyai
beberapa sikap yang akan tampak pada dirinya, diantara sifat tersebut adalah:
1)
Menerima syariat yang
ditetapkan Allah ‘Azza wa Jalla.
2)
Tunduk dan patuh kepada
Allah Subhanahu wa Ta’âla
3)
Menjadikan Syariat Islam
yang dibawa oleh Rasulullah r sebagai penentu hukum.
Adapun Manhaj (metode) dalam mengenal Allah
Subhanahu wa Ta’âla adalah:
A. Mentadabburi dan tafakkur terhadap kebesaran ciptaan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan keagungan-Nya, karena dengan melakukan hal seperti itu
akan mengantarkan seseorang kepada mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengenal
kekuasaan-Nya, dan keagungan-Nya serta rahmat-Nya. Dalam hal ini Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan
langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah”.(QS. al-A’raf:
185)“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pada pertukaran malam
dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berfikir.” (QS. Ali Imran: 190)
Tatkala seseorang mau mengkaji dan mentadabburi ciptaan Allah Subhanahu
wa Ta’ala yang agung ini, maka dengan sendirinya mereka akan semakin yakin dan
kagum kepada Penciptanya, Dzat yang maha segala-galanya dan tidak bisa disaingi
oleh siapapun. Lihatlah langit, bulan, matahari, siang, malam bahkan manusia
sendiri yang diciptakan dalam sebaik-baik bentuk. Semua ini menunjukkan
kehebatan Sang Pencipta.
B. Mengkaji ayat-ayat Syar’i (al-Qur’an)
Seseorang yang ingin kenal dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka wajib
baginya untuk memandang ayat-ayat Syar’i, yaitu alqur’anul karim. Karena tidak
cukup hanya dengan melihat keagungan ciptaan-Nya saja. Al-Qur’an akan
memberikan keyakinan dan akan memperkenalkan kepada tentang Allah ‘Azza wa
Jalla, ia merupakan wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala, di dalamnya terdapat
kemaslahatan-kemaslahatan yang besar, karena tidak akan tegak kehidupan
makhluk, baik di dunia maupun di akhirat kecuali dengan mengenalnya. Dalam hal
ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Maka apakah mereka tidak mentadabburi
al-Qur’an. Kalau sekiranya al-Qur’an itu bukan dari Allah, maka sungguh mereka
akan mendapati perselisihan yang sangat banyak di dalamnya”.(QS. an-Nisaa’: 82)
Tentu semua ini harus dikaji dengan
ilmu, sedangkan untuk mendapatkan ilmu seseorang tidak boleh berpangku tangan,
atau menunggu datangnya ilmu tersebut. Hendaklah seseorang yang akan mengenal
Allah I mau belajar, hadir di majelis-majelis ilmu, mempunyai perhatian tentang
Aqidah yang Shohih.
Syaikh
Utsaimin rahimahullah mengatakan dalam kitab beliau Syarah Tsalasatul Ushul,
bahwa buah yang didapatkan bagi orang yang beriman dengan Allah Subhanahu wa
ta’ala (ma’rifatullah) adalah sebagai berikut :
1.
Terwujudnya tauhid yang
sesungguhnya, karena ia tidak lagi mempunyai ketergantungan, pengharapan dan
rasa takut kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja, dan ia tidak
menyembah kecuali kepada-Nya.
2.
Sempurnanya cintanya kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengagungkan-Nya, disebabkan karena Allah Subhanahu
wa Ta’ala mempunyai nama-nama yang husna dan sifat-sifat yang tinggi yang tidak
sama dengan makhluk. Dengan mengetahui hal tersebut, akan bertambah yakin
dengan kesempurnaan Allah ‘Azza wa Jalla.
3.
Dengan mengenal Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan beriman kepada-Nya, maka seseorang bisa mewujudkan
ibadah yang sesungguhnya kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar