Ma’rifatul Kitaab
Ma’rifatul
Kitaab adalah mengenal dan beriman kepada kitab-kitab terdahulu. Allah SWT
berfirman “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa”. QS Al Baqarah 2.
Kitab Allah
ialah wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para Rasul untuk diajarkan kepada
umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.Tujuan Allah menurunkan
kitab-kitab itu agar digunakan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia
menuju jalan hidup yang benar dan diridhai-Nya. Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah
SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah
menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan
diajarkan kepada umat manusia.
Selain
kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan adanya Suhuf atau Sahifah (halaman),
yang berjumlah seratus Sahifah. Tulisan-tulisan firman Allah (Kitab Allah)
zaman dahulu dibuat menjadi 2 jenis, yaitu bisa berupa shuhuf dan mushaf. Suhuf
adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada para Nabi atau rasul-Nya yang
berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan pedoman dalam menjalankan
agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada tiga orang Nabi-Nya,
masing-masing dengan rincian sebagai berikut:
- 60 Sahifah kepada nabi Syits a.s.
- 30 Sahifah kepada nabi Ibrahim a.s.
- 10 Sahifah kepada nabi Musa a.s.
Firman Allah
swt.: “Sesungguhnya ini semua benar-benar terdapat di dalam suhuf yang
pertama(yaitu) suhuf-suhuf Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.”(Qs.al-a’la:
18-19).
Kedua kalimat
itu berasal dari akar kalimat yang sama yaitu, Sahafa "Menulis".
Shuhuf (Arab:صحيفة Tunggal: sahifa) berarti sepenggal kalimat
yang ditulis dalam material seperti kertas, kulit, papirus dan media lain.
Sedangkan mushaf (Arab:مصحف Jamak: masahif) berarti kumpulan-kumpulan
shuhuf, yang dibundel menjadi satu, seperti 2 cover dalam satu isi.[2]
Dalam sejarah
penulisan dari teks Qur'an, suhuf terdiri dari beberapa lembaran yang pada
akhirnya Qur'an dikumpulkan pada masa Abu Bakar. Dalam suhuf tersebut susunan
tiap ayat di dalam surah telah tepat, tetapi lembaran-lembaran yang ada
belumlah tersusun dengan rapi, tidak dibundel menjadi satu isi.
Kalimat
mushaf pada saat ini memiliki arti lembaran-lembaran yang dikumpulkan di dalam
Qur'an yang telah dikoleksikan pada masa Utsman bin Affan. Pada saat itu, tiap
ayat di dalam surah telah disusun dengan rapi. Saat ini umat Islam juga
menyebut setiap duplikat Qur'an, yang mana memiliki keteraturan tiap ayat dan
surah disebut mushaf.
Beriman
kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana
firman Allah azza wa jalla yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman,
tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah
turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’: 136)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar