Qorin adalah jin yang ditugasi untuk mendampingi setiap manusia dengan tugas menggoda dan menyesatkannya. Karena itu, qorin termasuk setan dari kalangan jin.
Qorin berasal dari bahasa Arab “qoriin ( ) “ yang berarti: “teman atau kawan” (Kamus Al Munawwar halaman 1114). Dalam kitab Mu’jamul Buldan: 4/319 disebutkan bahwa qorin artinya “sahabat” atau “segala sesuatu yang dibandingkan dengan sesuatu yang lain”.
Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya, “Apa itu qorin?” Beliau menjawab, “Qorin adalah setan yang ditugasi untuk menyesatkan manusia dengan izin Allah. Dia bertugas memerintahkan kemungkaran dan mencegah yang ma’ruf. Sebagaimana yang Allah firmankan, “Setan menjanjikan kefakiran untuk kalian dan memerintahkan kemungkaran. Sementara Allah menjanjikan ampunan dan karunia dari-Nya. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)Akan tetapi, jika Allah memberikan karunia kepada hamba-Nya berupa hati yang baik, jujur, selalu tunduk kepada Allah, lebih menginginkan akhirat dan tidak mementingkan dunia maka Allah akan menolongnya agar tidak terpengaruh gangguan jin ini, sehingga dia tidak mampu menyesatkannya. (Majmu’ Fatawa, 17:427)
Di antara dalil yang menunjukkan adanya qorin:
a. Firman Allah “Yang menyertai manusia berkata : “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS. Qaf: 27). Dalam tafsir Ibn Katsir dinyatakan bahwasanya Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, Mujahid, Qatadah dan beberapa ulama lainnya mengatakan, “Yang menyertai manusia adalah setan yang ditugasi untuk menyertai manusia.” (Tafsir Ibnu Katsir, 7:403)
b. Hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang qorin (pendamping) dari golongan jin.” Para sahabat bertanya, “Termasuk Anda, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Termasuk saya, hanya saja Allah membantuku untuk menundukkannya, sehingga dia masuk Islam. Karen itu, dia tidak memerintahkan kepadaku kecuali yang baik.” (HR. Muslim).
Tugas jin Qorin
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang qorin (pendamping) dari golongan jin.” (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi mengatakan, “Dalam hadis ini terdapat peringatan keras terhadap godaan jin qorin dan bisikannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi tahu bahwa dia bersama kita, agar kita selalu waspada sebisa mungkin. (Syarh Shahih Muslim, 17:158)
Demikian pula jin muslim juga turut membantu dakwah nabi saw, "Sesungguhnya pernah datang kepadaku utusan Jin dari Nashibin, dia adalah sebaik-baik jin lalu minta kepadaku tentang bekal". (Shahih Bukhari, 3571). Demikian pula kisah Jin Muhayr bin Habbar membantu dakwah Muhammad, kemudian jin itu diganti namanya oleh Muhammad menjadi Abdullah bin Abhar. Golongan jin yang dimaksud pada surat Al-Jin adalah yang shaleh yang berasal dari utara Arab, lihat tafsir surat Al-Jin hal.16…dst. Dan raja Habsyi yang bernama Negus termasuk golongan manusia jin yang dimaksud dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Jin, lihat hal.52.(Al-Hafizh Ibnu Katsir)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajid menjelaskan, “Berdasarkan perenungan terhadap berbagai dalil dari Alquran dan sunah dapat disimpulkan bahwa tidak ada tugas bagi jin qorin selain menyesatkan, mengganggu, dan membisikkan was-was. Godaan jin qorin ini akan semakin melemah, sebanding dengan kekuatan iman pada disi seseorang.” (Fatawa Islam, tanya jawab, no. 149459).
Cara Melindungi Diri dari Jin Qorin
Banyaklah berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah. Jika kita sungguh-sungguh melakukan hal ini, insyaaAllah, akan datang perlindungan dari Sang Kuasa. Allah berfirman, “Apabila setan menggodamu maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-A’raf: 200)
Dalam Tafsir As-Sa’di dinyatakan, “Kapanpun, dan dalam keadaan apapun, ketika setan menggoda Anda, dimana Anda merasakan adanya bisikan, menghalangi Anda untuk melakukan kebaikan, mendorong Anda untuk berdosa, atau membangkitkan semangat Anda untuk maksiat maka berlindunglah kepada Allah, sandarkan diri Anda kepada Allah, mintalah perlindungan kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar terhadap apa yang anda ucapkan dan Maha Mengetahui niat Anda, kekuatan dan kelemahan Anda. Dia mengetahui kesungguhan Anda dalam bersandar kepada-Nya, sehingga Dia akan melindungi Anda dari godaan dan was-was setan. (Taisir Karimir Rahman, Hal.313)
Syaikh Saleh Al-Fauzan Hafizahullah ditanya: Apakah dapat diambil dari kisah kaum jin yang mendengar Al-Qur’an dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa kaum Jin yang mukmin mereka hadir ketika dibacakan Al-qur’an dimasjid- masjid, dan di berbagai tempat- tempat perkumpulan disaat alqur’an dibacakan.? Beliau menjawab: “Iya,kaum jin yang mukmin menghadiri pelajaran- pelajaran, mereka juga menghadiri bacaan alqur’an bersama saudara- saudara mereka dari manusia, mereka hadir, meskipun kita tidak dapat melihat mereka namun mereka hadir. Iya”.
Abud Dunya meriwayatkan dari Mujahid bahwa ia berkata,“Ketika aku sedang shalat pada suatu malam tiba-tiba berdirilah di hadapanku makhluk sebesar anak kecil. Aku desak untuk kutangkap maka dia pun berdiri dan melompat ke belakang dinding hingga aku dengar bunyi jatuhnya. Setelah itu ia tidak kembali lagi. ”
Dalam riwayat lain yang dinukil oleh Al-Hafizh Abu Bakar Muhammad bin Muhammad bin Sulaiman Al-Baghindi, Mujahid berkata, ‘Setiap aku berdiri melakukan shalat ada setan yang selalu menampakkan diri dalam bentuk Ibnu Abbas. Aku pun teringat perkataan Ibnu Abbas. Maka, aku siapkan pisau. Lalu pada suatu hari dia menampakkan diri lagi kepadaku, aku pun menyerangnya dan aku tusuk dia hingga jatuh dan terdengarlah suara jatuhnya. Setelah itu tak pernah lagi aku melihatnya. ” (Wiqayatulinsan Minal Jinni Wasysyaithan karya Wahid Abdussalam Bali Hal. 37-38)
KEDUDUKAN JIN TERHADAP MANUSIA
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari hal-hal yang baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Qs. al-Isra’: 70)
Syaikh Abu Bakar al-Jazairi berkata, “Sesungguhnya, sekalipun ada jin yang beriman, tetapi mereka lebih rendah kemuliaannya dibandingkan manusia yang beriman, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan kemuliaan pada manusia, sebagaimana disebutkan di dalam surat al-Isra’: 70 (di atas).
Adapun jika dibandingkan dengan manusia yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tentu jin yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih mulia dari pada manusia yang kafir.’ (Lihat kitab Aqidatul Mukmin, oleh Abu Bakar Al-Jazairi: 228)
Kami tambahkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengutus utusan melainkan dari golongan manusia, sedangkan jin hanya sebagai nadzir atau pemberi peringatan, berdasarkan firman-Nya, “Dan (Ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mereka mendengarkan al-Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata, ‘Diamlah kamu (untuk mendengarkannya).’ Ketika pembacaan telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” (Qs. al-Ahqaf: 29)
Dalam Asbab an-Nuzul karya Jalaluddin as-Suyuthi disebutkan sebab-sebab diturunkannya surah Al-Ahqaf ayat 29-32. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Mas’ud. Ketika Rasulullah SAW sedang membaca ayat-ayat Alquran, ada beberapa jin (sejumlah riwayat menyebutkan jumlahnya ada sembilan jin dan sebagian lain menyebutkan tujuh jin) yang turut mendengarkan bacaan Alquran dari Rasulullah SAW. Kemudian, salah satu dari jin itu mengingatkan teman-temannya, “Diamlah, perhatikan bacaannya.” Sesudah itu mereka kembali kepada kaumnya untuk mengingatkan mereka pada jalan yang benar.
Dalam kitab Ad-Durur al-Manshur disebutkan bahwa jumlah jin yang datang kepada Rasulullah SAW itu sebanyak tujuh jin. Sementara itu, menurut Ibnu Mas’ud sebagaimana dikutip Syekh Abdul Mun’im Ibrahim, dalam kitabnya Ma Qabla Khalqi Adam dan telah diterjemahkan dengan judul Adakah Makhluk Sebelum Adam? Menyingkap Misteri Awal Kehidupan, jumlah mereka sebanyak sembilan dan salah satu dari jin itu bernama Zauba’ah.
Dalam kitab Fath al-Bari bi syarh Shahih al-Bukhari bab Dzikru al-Jin disebutkan, pemimpin para jin itu bernama Wirdan. Para jin itu berasal dari Nasibain, yaitu sebuah daerah yang terletak di perbatasan antara Negara Irak dan Suriah, yaitu di dekat Mosul.
Menurut Abdullah ibnu Umar, ayat Alquran yang dibacakan Rasulullah SAW ketika itu adalah surah Ar-Rahman. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada bagiku selain golongan jin yang lebih baik dalam merespons surah Ar-Rahman daripada kalian.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar