Berbagai
contoh di bawah ini, menunjukkan bukti-bukti kebenaran wahyu Al-Qur'an yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tanpa bisa dibantah.
1. Kemenangan
Bizantium.
Penggalan
berita lain yang disampaikan Al Qur'an tentang peristiwa masa depan ditemukan
dalam ayat pertama Surat Ar Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium,
wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa
Kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera
memperoleh kemenangan.
"Alif,
Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah
urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini
diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan
hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan
Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu
dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian
hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya
sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi
juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran
Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas
Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan
perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai
pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran
tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina,
Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa
Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society,
Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
Pendek kata,
setiap orang menyangka Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di saat
seperti itu, ayat pertama Surat Ar Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa
Bizantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa+tahun lagi. Kemenangan ini
tampak sedemikian mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini
sebagai bahan cemoohan. Mereka berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan
Al Qur'an takkan pernah menjadi kenyataan.
Sekitar tujuh
tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar Ruum tersebut, pada Desember
627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di
Nineveh. Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan
Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan
Bizantium, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil
dari Bizantium. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and
Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
Akhirnya,
"kemenangan bangsa Romawi" yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur'an,
secara ajaib menjadi kenyataan.
Keajaiban
lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis
yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun di masa itu.
Dalam ayat
ketiga Surat Ar Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah
paling rendah di bumi ini. Ungkapan "Adnal Ardli" dalam bahasa Arab,
diartikan sebagai "tempat yang dekat" dalam banyak terjemahan. Namun
ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa
penafsiran atasnya. Kata "Adna" dalam bahasa Arab diambil dari kata
"Dani", yang berarti "rendah" dan "Ardl" yang
berarti "bumi". Karena itu, ungkapan "Adnal Ardli" berarti
"tempat paling rendah di bumi".
Yang paling
menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Bizantium dan
Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar
terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah
cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh
Syria, Palestina, dan Jordania. "Laut Mati", terletak 395 meter di
bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi.
Ini berarti
bahwa Bizantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti
dikemukakan dalam ayat ini.
Hal paling
menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur
dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk
mengetahui bahwasannya ini adalah wilayah terendah di permukaan bumi. Namun,
dalam Al Qur'an, daerah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas
bumi. Demikianlah, ini memberikan bukti bahwa Al Qur'an adalah wahyu Ilahi.
2. Kemenangan
di Khaibar dan Mekah.
Sisi
keajaiban lain dari Al Qur'an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sejumlah
peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath,
misalnya, memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka
akan menaklukkan Mekah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala:
"Sesungguhnya
Allah akan membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan
sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram,
insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan
mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang
tiada kamu ketahui, dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat."
(Al Qur'an, 48:27)
Ketika kita
lihat lebih dekat lagi, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan
lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana
dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan
Benteng Khaibar, yang berada di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki
Mekah dengan aman.
Pemberitaan
tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu
di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan
bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya
tak terbatas.
3.
Ditemukannya jasad Fir'aun.
"Maka
pada hari ini Kami selamatkan badanmu (Fir'aun) supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan
dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS. 10:92)
Pada waktu
Qur-an disampaikan kepada manusia oleh Nabi Muhammad, semua jenazah
Fir'aun-Fir'aun yang disangka ada hubungannya dengan Exodus oleh manusia modern
terdapat di kuburan-kuburan kuno di lembah raja-raja (Wadi al Muluk) di Thebes,
di seberang Nil di kota Luxor. Pada waktu itu manusia tak mengetahui apa-apa
tentang adanya kuburan tersebut. Baru pada abad 19 orang menemukannya seperti
yang dikatakan oleh Qur-an jenazah Fir'aunnya Exodus selamat. Pada waktu ini
jenazah Fir'aun Exodus disimpan di Museum Mesir di Cairo di ruang mumia, dan
dapat dilihat oleh penziarah. Jadi hakekatnya sangat berbeda dengan legenda
yang menertawakan yang dilekatkan kepada Qur-an oleh ahli tafsir Injil, R.P.
Couroyer.
4. Madu
adalah Obat.
"kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. 16:69)
Tidak ada
seorang pun yang membantah bahwa madu lebah dapat dijadikan obat bagi manusia.
Padahal, Al-Qur'an diturunkan pada abad ke-7 Masehi, dimana orang-orang pada
waktu itu, khususnya di Jazirah Arab, masih buta iptek.
5. Air susu
binatang, minuman yang lezat.
"Dan
sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu
yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya." (QS. 16:66)
Pada waktu
itu tidak ada seorang manusia pun di Jazirah Arab yang mengira bahwa air susu
ternak dapat diminum oleh manusia, bahkan menyehatkannya. Sekarang, air susu
ternak sudah menjadi santapan sehari-hari bagi manusia yang menyukainya.
6. Segala
yang hidup di muka bumi diciptakan dari air.
"Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?" (QS. 21:30)
Pada waktu
ayat tersebut diturunkan, tidak ada yang berfikir kalau segala yang hidup itu
tercipta dari air. Sekarang, tidak ada seorang pakar pun yang membantah bahwa
segala yang hidup itu tercipta dari air. Air adalah materi pokok bagi kehidupan
setiap makhluk hidup.
7. Fenomena
berpasang-pasangan atas segala sesuatu.
Qur-an yang
berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut
adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak
ditentukan.
"Maha
Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka
tidak ketahui." (QS. 36:36)
Kita dapat
mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak
mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu
termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang
paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam
benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan
dalam ayat itu secara gamblang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan
pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun
gagasan tentang "pasangan" umumnya bermakna laki-laki dan perempuan,
atau jantan dan betina, ungkapan "maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui" dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini,
cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul
Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi
Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut
"parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya:
anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi.
Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan
protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah
sebagaimana berikut: "...setiap partikel memiliki anti-partikel dengan
muatan yang berlawanan ... dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita
bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum
di setiap saat, di setiap tempat."
Semua ini
menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh
meteor-meteor melalui ledakan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian
"dikirim ke bumi", persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut.
Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di
saat Al Qur'an diturunkan. (http://www.2think.org/nothingness.html, Henning
Genz - Nothingness: The Science of Empty Space, s. 205)
8. Kejadian
manusia di dalam rahim.
Telor yang
sudah dibuahkan dalam "Trompe" turun bersarang di dalam rendahan
(cavite) Rahim (uterus). Inilah yang dinamakan "bersarangnya telur."
Qur-an
menamakan uterus tempat telor dibuahkan itu Rahim (kata jamaknya Arham).
"Dan
Kami tetapkan dalam rahim apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan." (QS. 22:5)
Menetapnya
telur dalam rahim terjadi karena tumbuhnya (villis) yakni perpanjangan telor
yang akan mengisap dari dinding rahim, zat yang perlu bagi membesarnya telor,
seperti akar tumbuh-tumbuhan masuk dalam tanah. Pertumbuhan semacam ini
mengokohkan telor dalam Rahim. Pengetahuan tentang hal ini baru diperoleh
manusia pada zaman modern.Pelekatan ini disebutkan dalam Qur-an 5 kali.
Mula-mula dua ayat pertama surat 96 ayat 2.
"Yang
menciptakan manusia dari sesuatu yang melekat." (QS. 96:2)
"Sesuatu
yang melekat" adalah terjemahan kata bahasa Arab: 'alaq. Ini adalah arti
yang pokok. Arti lain adalah "gumpalan darah" yang sering disebutkan
dalam terjemahan Qur-an. Ini adalah suatu kekeliruan yang harus kita koreksi.
Manusia tidak pernah melewati tahap "gumpalan darah." Ada lagi
terjemahan 'alaq dengan "lekatan" (adherence) yang juga merupakan
kata yang tidak tepat. Arti pokok yakni "sesuatu yang melekat" sesuai
sekali dengan penemuan Sains modern.
Ide tentang
"sesuatu yang melekat" disebutkan dalam 4 ayat lain yang membicarakan
transformasi urut-urutan semenjak tahap "setetes sperma" sampai
sempurna.
"Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dan kabur) maka
(ketahuilah) bahwasanya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, (sesuatu yang melekat) kemudian
dari segumpal daging yang sempurna keadaannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu." (QS. 22:5)
"Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah (sesuatu yang melekat)." (QS.
23:4)
"Dialah
yang menciptakan kamu dan tanah, kemudian dari setetes air mani, sesudah itu
dan segumpal darah (sesuatu yang melekat)." (QS. 40:67)
"Bukankah
ia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (kedalam rahim). Kemudian mani itu
menjadi segumpal darah (sesuatu yang melekat) lalu Allah menciptakannya dan
menyempurnakannya." (QS. 75:37-38)
Anggauta
tempat "mengandung" itu terjadi, selalu disebutkan dalam Qur-an
dengan kata yang berarti uterus.
Dan beberapa
surat, tempat itu dinamakan "Tempat menetap yang kokoh." (surat 23
ayat 13 yang pernah kita sebutkan dan surat 77 ayat 21.18)
PERKEMBANGAN EMBRIYO DIDALAM PERANAKAN
Hal-hal yang
disebutkan oleh Qur-an sesuai dengan apa yang diketahui manusia tentang
tahap-tahap perkembangan embryo dan tidak mengandung hal-hal yang dapat
dikritik oleh Sains modern.
Setelah
"sesuatu yang melekat," yaitu kata-kata yang telah kita lihat
kebenarannya, Qur-an mengatakan bahwa embriyo melalui tahap: daging (seperti daging
yang dikunyah), kemudian nampaklah tulang yang diselubungi dengan daging
(diterangkan dengan kata lain yang berarti daging segar).
"Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
sesuatu yang melekat dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling
baik." (QS. 23:14)
Daging
(seperti yang dikunyah) adalah terjemahan kata bahasa Arab mudlghah; daging
(seperti daging segar) adalah terjemahan lahm Perbedaan perlu digaris bawahi,
embriyo pada permulaannya merupakan benda yang nampak kepada mata biasa (tanpa
alat), dalam tahap tertentu daripada perkembangannya, sebagai daging dikunyah.
Sistem tulang, berkembang pada benda tersebut dalam yang dinamakan
"mesenhyme." Tulang yang sudah terbentuk dibungkus dengan otot-otot,
inilah yang dimaksudkan dengan "lahm. "
Dalam
perkembangan embriyo, ada beberapa bagian yang muncul, yang tidak seimbang
proporsinya dengan yang akan menjadi manusia nanti, sedang bagian-bagian lain
tetap seimbang.
Bukankah arti
kata bahasa Arab "mukhallaq" yang berarti "dibentuk dengan
proporsi seimbang" dan dipakai dalam ayat 5 surat 22, disebutkan untuk
menunjukkan fenomena ini?
Qur-an juga
menyebutkan munculnya pancaindera dan hati (perasaan, af-idah).
"Kemudian
Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh (ciptaan)-Nya, dan
Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati." (QS. 32:9)
Qur-an juga
menyebutkan terbentuknya seks: "Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan
berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dan air mani apabila
dipancarkan." (QS. 53:45-46)
Terbentuknya
seks juga disebutkan dalam surat 35 ayat 11 dan surat 75 ayat 39.
Semua
pernyataan-pernyataan Qur-an harus dibandingkan dengan hasil-hasil Sains
modern; persesuaian di antara kedua hal tersebut sangat jelas. Tetapi juga
sangat perlu untuk membandingkannya dengan kepercayaan-kepercayaan umum yang
tersiar pada waktu Qur-an, agar kita mengetahui bahwa manusia pada waktu itu
tidak mempunyai konsepsi seperti yang diuraikan oleh Qur-an mengenai
problema-problema tertentu. Mereka itu tidak dapat menafsirkan Qur-an seperti
yang kita lakukan sekarang setelah hasil Sains modern membantu kita.
Sesungguhnya hanya baru pada abad XIX, manusia mempunyai pandangan yang jelas
tentang hal-hal tersebut.
Selama abad
pertengahan mitos dan spekulasi tanpa dasar merupakan sumber daripada doktrin
yang bermacam-macam, yang tetap dianut orang setelah abad pertengahan selesai.
Banyak orang tidak tahu bahwa tahap fundamental dalam sejarah embryologi adalah
pernyataan Harvey pada th. 1651 bahwa: "Semua yang hidup itu berasal dari
telor."
Juga banyak
orang tidak tahu bahwa embriyo itu terbentuk sedikit demi sedikit, sebagian
demi sebagian. Tetapi pada waktu ilmu pengetahuan baru telah mendapat bantuan
dari penemuan baru yaitu mikroskop untuk menyelidiki soal-soal kita ini, masih
terdapat banyak orang yang membicarakan peran telur spermatozoide. Seorang
naturalis, yaitu Buffon termasuk golongan ovist (yaitu golongan yang menganut
teori pengkotakan). Bonnet salah seorang penganut teori tersebut mengatakan
bahwa telor Hawa, ibu dari jenis manusia, mengandung segala bibit jenis
manusia, yang disimpan dalam pengkotakan, yang satu didalam yang lainnya.
Hipotesa semacam ini masih diterima orang pada abad XVIII.
Lebih seribu
tahun sebelum zaman tersebut, di mana doktrin-doktrin khayalan masih mendapat
pengikut, manusia sudah diberi Qur-an oleh Tuhan. Pernyataan-pernyataan Qur-an
mengenai reproduksi manusia menjelaskan hal-hal yang pokok dengan
istilah-istilah sederhana yang manusia memerlukan berabad-abad untuk
menemukannya.
9. Karakter
binatang yang hidup berkelompok.
"Dan
tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami
alpakan sesuatupun di dalam al Kitab, kemudian kepada Tuhan merekalah, mereka
dihimpunkan." (QS. 6:38)
Beberapa hal
dalam ayat tersebut harus kita beri komentar. Pertama-tarna: nasib
binatang-binatang sesudah mati perlu disebutkan. Dalam hal ini nampaknya Qur-an
tidak mengandung sesuatu doktrin. Kemudian soal taqdir secara umum, yang
kelihatannya menjadi persoalan di sini, dapat difahami sebagai taqdir mutlak
atau taqdir relatif, terbatas pada struktur atau organisasi fungsional yang
mengkondisikan tindakan (behaviour). Binatang bereaksi kepada fakta luar yang
bermacam-macam sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu.
Menurut
Blachere, seorang ahli tafsir kuno seperti Al Razi berpendapat bahwa ayat ini
hanya menunjukkan tindakan-tindakan instinktif yang dilakukan oleh binatang
untuk memuji Tuhan.
Syekh si
Baubekeur "Hamzah" (Sayid Abubakar Hamzah, seorang ulama Maroko)
dalam tafsirnya menulis: "Naluri yang mendorong makhluk-makhluk untuk
berkelompok dan berreproduksi, untuk hidup bermasyarakat yang menghendaki agar
pekerjaan tiap-tiap anggauta dapat berfaedah untuk seluruh kelompok."
Cara hidup
binatang-binatang itu pada beberapa puluh tahun terakhir telah dipelajari
secara teliti dan kita menjadi yakin akan adanya masyarakat-masyarakat
binatang. Sudah terang bahwa hasil pekerjaan kolektif telah dapat meyakinkan
orang tentang perlunya organisasi kemasyarakatan. Tetapi penemuan tentang mekanisme
organisasi beberapa macam binatang baru terjadi dalam waktu yang akhir-akhir
ini. Kasus yang paling banyak diselidiki dan diketahui adalah kasus lebah. Nama
Von Frisch dikaitkan orang dengan penyelidikan tersebut. Pada tahun 1973 Von
Frisch, Lorenz dan Tinbergenmendapat hadiah Nobel karena penyelidikan mereka.
10. Peredaran
benda-benda angkasa dalam garis edarnya.
Tatkala
merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa
masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al
Qur'an, 21:33)
Disebutkan
pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam
garis edar tertentu:
"Dan
matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta
yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan
astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari
bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah
bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti
matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari.
Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada
dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Keseluruhan
alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan
dalam Al Qur'an sebagai berikut: "Demi langit yang mempunyai
jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat
sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari
hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan
sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut
bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama
jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya
dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain
itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan
baginya.
Garis edar di
alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun
berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung
dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini
memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah
teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari
bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat
dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki
teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa
berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi
modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah
bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana
dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka
kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an
adalah firman Allah.
11. Gugusan
bintang atau galaksi.
"Maha
Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang (galaksi) dan Dia
menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya." (QS. 25:61)
Dalam alam
semesta ini terdapat milyaran galaksi. Di antara galaksi-galaksi itu adalah:
- Galaksi
Bima Sakti (tata surya kita ini terdapat di dalamnya).
- Galaksi Magellan
(berjarak kira-kira 150.000 tahun cahaya dari Bima Sakti).
- Galaksi
Andromeda (lebih jauh sedikit dari Magellan, dengan jarak kira-kira 2.000.000
tahun cahaya).
12. Gerak
semu matahari.
"Tuhan
yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua
tempat terbenamnya." (QS. 55:17)
Dua tempat
terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari
di waktu musim panas dan di musim dingin. Gerak semu matahari ke utara-selatan
menyebabkan beberapa musim tertentu di suatu negara tertentu.
13. Planet
dalam langit terdekat.
Dalam suatu
ayat terdapat kata "Kawakib" yang menurut pengetahuan modern hanya
dapat diartikan "planet".
"Sesungguhnya
Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan yaitu planet-planet."
(QS. 37:6)
Kalimat
Qur-an: "Langit yang terdekat" dapatkah diartikan sebagai sistem
matahari? Kita mengetahui bahwa tak terdapat di antara benda-benda samawi yang
terdekat kepada kita selain planet. Matahari adalah bintang satu-satunya dalam
sistem ini yang pakai nama. Orang tak dapat mengerti, benda samawi apa gerangan
yang dimaksudkan dalam ayat tersebut, jika bukan planet. Rasanya sudah benar
jika kita terjemahkan "Kawakib" dengan "planet;" dan ini
berarti bahwa Qur-an menyebutkan adanya "planet" menurut definisi
modern.
14.
Mengembangnya alam semesta.
Dalam Al
Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang,
mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
"Dan
langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)
Kata
"langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak
tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini
sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam
Al Qur'an dikatakan bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau
mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa
kini.
Hingga awal
abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu
pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu
kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang
dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta
sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada awal
abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia,
George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta
senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini
dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika
mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika,
menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu
sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus
"mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya
memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan
dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al
Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam
semesta.
15. Bentuk
bulat planet bumi.
"Dia
menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam
atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an, 39:5)
Dalam Al
Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh
sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan"
dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab,
misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau
menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban
dipakaikan pada kepala.
Keterangan
yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup
satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan
ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an,
yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet
bumi yang bulat.
Namun perlu
diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa
itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta
penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al
Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir.
Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika
kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat
raya. Rasanya tidak mungkin Allah menyebutkan secara vulgar bahwa bentuk bumi
adalah bulat, karena ini akan bertentangan dengan keyakinan manusia pada waktu
itu. Lebih jauh, Allah menyuruh manusia untuk berfikir dan memahami segala
ciptaan-Nya yang tak terbatas luasnya ini.
16. Lautan
yang tidak bercampur satu sama lain.
Salah satu di
antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan adalah berkaitan dengan
ayat Al Quran sebagai berikut:
"Dia
membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya
ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing ... Dari keduanya keluar
mutiara dan marjan." (Al Qur'an, 55:19-20,22)
Sifat lautan
yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini telah
ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang
dinamakan "tegangan permukaan", air dari laut-laut yang saling
bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan
permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat
dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles
of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93.)
Dari
keduanya, dapat digali berbagai kekayaan alam khususnya mutiara dan marjan.
Sisi menarik
dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan
apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan, hal ini
dinyatakan dalam Al Qur?an.
Suatu
fenomena lain yang sering kita dapatkan adalah bahwa air lautan yang asin,
dengan air sungai-sungai besar yang tawar tidak bercampur seketika. Orang
mengira bahwa Qur-an membicarakan sungai Euphrat dan Tigris yang setelah
bertemu dalam muara, kedua sungai itu membentuk semacam lautan yang panjangnya
lebih dari 150 km, dan dinamakan Syath al Arab. Di dalam teluk pengaruh pasang
surutnya air menimbulkan suatu fenomena yang bermanfaat yaitu masuknya air
tawar ke dalam tanah sehingga menjamin irigasi yang memuaskan. Untuk memahami
teks ayat, kita harus ingat bahwa lautan adalah terjemahan kata bahasa Arab
"Bahr" yang berarti sekelompok air yang besar, sehingga kata itu
dapat dipakai untuk menunjukkan lautan atau sungai yang besar seperti Nil,
Tigris dan Euphrat.
Dua ayat yang
memuat fenomena tersebut adalah sebagai berikut: "Dan Dialah yang
membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang
lain asin lagi pahit, Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang
menghalangi." (QS. 25:53)
"Dan
tidak sama (antara) dua laut. Yang ini tawar segar sedap diminum, dan yang ini
asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang
segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya."
(QS. 35:12)
Selain
menunjukkan fakta yang pokok, ayat-ayat tersebut menyebutkan kekayaan-kekayaan
yang dikeluarkan dari air tawar dan air asin yaitu ikan-ikan dan hiasan badan:
batu-batu perhiasan dan mutiara. Mengenai fenomena tidak campurnya air sungai
dengan air laut di muara-muara hal tersebut tidak khusus untuk Tigris dan
Euphrat yang memang tidak disebutkan namanya dalam ayat walaupun ahli-ahli
tafsir mengira bahwa dua sungai besar itulah yang dimaksudkan. Sungai-sungai
besar yang menuang ke laut seperti Missisippi dan Yang Tse menunjukkan
keistimewaan yang sama; campurnya kedua macan air itu tidak terlaksana seketika
tetapi memerlukan waktu.
17. Kegelapan
dan gelombang di dasar lautan.
"Atau
seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah
tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun." (Al Qur'an, 24:40)
Keadaan umum
tentang lautan yang dalam dijelaskan dalam buku berjudul Oceans:
Kegelapan
dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 meter atau
lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman
1000 meter, tidak terdapat cahaya sama sekali. (Elder, Danny; and John
Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley Publishers, s. 27)
Kini, kita
telah mengetahui tentang keadaan umum lautan tersebut, ciri-ciri makhluk hidup
yang ada di dalamnya, kadar garamnya, serta jumlah air, luas permukaan dan
kedalamannya. Kapal selam dan perangkat khusus yang dikembangkan menggunakan
teknologi modern, memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan informasi ini.
Manusia tak
mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 meter tanpa bantuan peralatan khusus.
Mereka tak mampu bertahan hidup di bagian samudra yang dalam nan gelap, seperti
pada kedalaman 200 meter. Karena alasan inilah, para ilmuwan hanya baru-baru
ini saja mampu menemukan informasi sangat rinci tersebut tentang kelautan.
Namun, pernyataan "gelap gulita di lautan yang dalam" digunakan dalam
surat An Nuur 1400 tahun lalu. Ini sudah pasti salah satu keajaiban Al Quran,
sebab infomasi ini dinyatakan di saat belum ada perangkat yang memungkinkan
manusia untuk menyelam di kedalaman samudra.
Selain itu,
pernyataan di ayat ke-40 surat An Nuur "Atau seperti gelap gulita di
lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di
atasnya (lagi) awan?" mengarahkan perhatian kita pada satu keajaiban Al
Quran yang lain.
Para ilmuwan
baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan, yang
"terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki
kerapatan atau massa jenis yang berbeda." Gelombang yang dinamakan
gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan
samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis lebih
tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat
seperti gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana
gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia,
tapi keberadaannya dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar
garam di tempat-tempat tertentu. (Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View
of Earth, 6. edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205)
Pernyataan-pernyataan
dalam Al Qur'an benar-benar bersesuaian dengan penjelasan di atas. Tanpa adanya
penelitian, seseorang hanya mampu melihat gelombang di permukaan laut. Mustahil
seseorang mampu mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut. Akan
tetapi, dalam surat An Nuur, Allah mengarahkan perhatian kita pada jenis
gelombang yang terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang baru saja
diketemukan para ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur'an adalah
kalam Allah.
18. Manfaat
sidik jari.
Saat
dikatakan dalam Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan
manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara
khusus ditekankan: "Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun
(kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4)
Penekanan
pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap
orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah
hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari
orang lain.
Itulah
mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi
pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.
Akan tetapi,
yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad
ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan
biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada sidik
jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan
perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman
sekarang.
19. Jenis
kelamin bayi.
Hingga
baru-baru ini, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu.
Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara bersama
oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi yang berbeda
dalam Al Qur'an, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan
diciptakan "dari air mani apabila dipancarkan".
"Dialah
yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila
dipancarkan." (Al Qur'an, 53:45-46)
Cabang-cabang
ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah
membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur'an ini.
Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh
pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom
adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang
menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua
kromosom ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada wanita.
Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk
huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat
kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat
kewanitaan.
Pembentukan
seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom
ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita,
kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi,
membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel
sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom
Y. Jika satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma
yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata
lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung
dengan sel telur wanita.
Tak satu pun
informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad
ke-20. Bahkan di banyak masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi
ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika
mereka melahirkan bayi perempuan.
Namun, tiga
belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Qur'an telah mengungkapkan
informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita
bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.
20. Manusia
tercipta dari setitik sperma.
Selama
persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu
waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu
sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil
mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam,
hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani
seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam
Al-Qur'an :"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia
hanya setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37)
Seperti yang
telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari
mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus
dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu
pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari
Ilahi.
21. Bagian
otak yang mengendalikan gerak kita.
"Ketahuilah,
sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." (Al
Qur'an, 96:15-16)
Ungkapan
"ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas
sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan
mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi
khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya
mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir,
sedangkan Al Qur'an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat
bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah
frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and
Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi
bagian ini, menyatakan:
Dorongan dan
hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi
frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi... (Seeley,
Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy &
Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback,
Charles R.; N. L. Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous System,
Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia, Lea & Febiger , s.
410-411)
Buku tersebut
juga mengatakan: Berkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan,
daerah prefrontal juga diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku
menyerang... (Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996,
Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book
Inc., s. 211)
Jadi, daerah
cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai perilaku
baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.
Jelas bahwa
ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar
merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan
selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al Qur'an sejak
dulu.
22. Air susu
ibu dalam 2 tahun.
Air susu ibu
adalah suatu campuran ciptaan Allah yang luar biasa dan tak tertandingi sebagai
sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir, dan sebagai zat yang
meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap penyakit. Bahkan makanan bayi yang
dibuat dengan teknologi masa kini tak mampu menggantikan sumber makanan yang
menakjubkan ini.
Setiap hari
ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta yang
ditemukan ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi
selama dua tahun setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat. (Rex D. Russell,
Design in Infant Nutrition, [url=http://]http://[/url]
icr.org/pubs/imp-259.htm)
Allah
memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad yang lalu, yang hanya
diketahui melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini, dalam ayat-Nya
"...menyapihnya dalam dua tahun...".
"Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (Al Qur'an, 31:14)
23.
Reproduksi tumbuh-tumbuhan.
"Yang
telah menjadikan bagimu sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di
bumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit air hujan, maka Kami tumbuhkan
dengan air hujan itu berjenis-jenis dan tumbuh-tumbuhan yang
bermacam-macam." (QS. 20:53)
"Dan
Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami
turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya." (QS. 15:22)
"...Dan
menjadikan padanya (bumi) semua buah-buahan berpasang-pasangan..." (QS.
13:3)
Kita
mengetahui bahwa "buah" adalah hasil proses reproduksi daripada
tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi yang mempunyai organisasi (susunan anggauta)
yang lengkap dan sangat kompleks. Tahap sebelum menjadi buah adalah bunga
dengan anggauta jantan (etamine) dan betina (ovules). Ovul ini setelah menerima
"pollen" menghasilkan buah, dan buah itu sesudah matang menghasilkan
biji. Tiap-tiap buah mengandung arti tentang adanya anggauta jantan dan anggota
betina. Inilah yang dimaksudkan oleh ayat tersebut di atas.
Tetapi kita
harus ingat bahwa dalam beberapa pohon, buah dapat dihasilkan oleh bunga yang
tidak dikawin seperti pisang, beberapa macam ananas, tin (fique), orange dan
buah anggur. Buah tersebut tidak berasal dari pohon yang mempunyai jenis seks.
Selesainya
reproduksi terjadi dengan proses tumbuhnya biji, setelah terbukanya tutup luar
(yang mungkin juga terpadat dalam biji). Terbukanya tutup luar itu memungkinkan
keluarnya akar yang akan menyerap makanan dari tanah. Makanan itu perlu untuk
tumbuh-tumbuhan yang lambat pertumbuhannya, yaitu untuk berkembang dan
menghasilkan individu baru.
Suatu ayat
memberi isyarat kepada pembenihan ini. "Sesungguhnya Allah membelah butir
tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan..." (QS. 6:95)
24.
Reproduksi binatang.
"Dan
bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan,
dari air mani, apabila dipancarkan." (QS. 53:45-46)
Ayat di atas
berlaku umum, tidak saja bagi reproduksi manusia, tetapi juga berlaku bagi
reproduksi binatang. "Pasangan" adalah kata-kata yang sama yang kita
dapatkan dalam ayat-ayat yang membicarakan reproduksi tumbuh-tumbuhan. Di sini
soal kitchen ditegaskan. Perincian yang sangat mengagumkan adalah gambaran yang
tepat tentang beberapa tetes zat cair (sperma) yang diperlukan untuk
reproduksi.
25. Menembus
ruang angkasa dan kedalaman perut bumi.
Al-Qur'an
memberi isyarat kepada manusia untuk menjelajahi ruang angkasa dan perut bumi
yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia pada waktu ayat ini diturunkan.
"Hai jin
dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi,
maka lintasilah, dan kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.
(QS. 55:33)
Manusia,
dengan kecerdasan dan keterampilannya, telah berhasil mendaratkan dua orang
awak pesawat apollo 11 ke bulan dan membuat stasiun ruang angkasa, dan banyak
menerjunkan pekerja tambang ke dalam perut bumi hingga kedalaman beberapa
kilometer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar